Sudah berapa lama yaa tdk mengupdate blog,,, hmmm,, cukup lama sepertinya. Hingga saya bertemu dengan teman dekat saya yang mengingatkan untuk mengupdate blog ini. Bingung juga sih harus memulai dari mana, tapi bismillah akan saya coba. Oiya, sebenarnya ini adalah tulisan saya kmarin yang belum sempat saya post.
Hari ini ada suatu peristiwa yang membuat saya menitikkan air mata. Bukan karena sedang mendapat masalah, tapi haru karena suatu hal. Hal apa itu? Jadi, pagi tadi saya di minta Mama mengantarnya ke acara dharma wanita. Kami pikir Mama sudah ditinggal jemputan dari kampus jadi saya mengantarnya ke tempat tujuan acara dharma wanita di selenggarakan.
Sesampainya di tempat tersebut, kami duduk untuk menunggu rombongan ibu-ibu dharma wanita lainnya. Saya berjalan di sekeliling pekarangan tersebut karena bosan menunggu. Saya berhenti di suatu tulisan “Sekolah Luar Biasa Tunanetra”. Dalam hati saya tertegun, ternyata ini adalah SLB. Kembali saya melihat sekeliling, sepi hanya tampak anak laki-laki dan perempuan SMA yang dilihat dari penampilannya tampak normal dan tidak ada bedanya. Saya masih terus memandangi setiap sudut sekolah, ternyata murid-murid berada di dalam kelas dengan beberapa guru tampak berjalan ke sana kemari.
Tak lama kemudian rombongan ibu-ibu lainnya datang dan Mama segera menghampirinya. Saya pamit pergi karena rombongan dharma wanita akan segera mengadakan kunjungan. Saat saya menaiki motor hendak pulang, muncullah sepasang murid SD laki-laki dan permpuan, kira-kira kelas 3 SD, mereka berjalan bergandengan dan terus berkomunikasi. Hati saya tiba-tiba bergejolak ketika melihat mata kedua anak tersebut tdk normal, saya baru ingat bahwa saya sedang berada di SLB tunanetra. Segera saya hampiri keduanya dan bertanya hendak kemana mereka. Anak laki-laki tersebut menjawab hendak membeli jajan, spontan saya gandeng keduanya untuk menuntun ke koperasi. Sepanjang perjalanan, tangan mereka tetasp tidak terlepas satu sama lain walaupun saya sudah memegang keduanya. Mereka pun tetap berkomunikasi. Sampai di koperasi, saya tetap memperhatikan keduanya. Air mata saya menitik begitu saja, melihat dengan haru pemandangan di depan saya. Anak sekecil itu yang biasanya berlari ke sana kemari dengan riangnya, bermain petak umpet, hanya bisa bergantung satu sama lain, berjalan perlahan lahan untuk sampai pada tempat yang benar. Namun, saya tak melihat sedikitpun kesedihan dari mereka, senyum tulus mereka sama seperti anak2 normal lainnya.
Dalam benak saya berfikir, ini kah cara mereka untuk mendapatkan rasa aman di dunia yang tampak “gelap”. Mereka bergandengan dan memberi petunjuk satu sama lain, walau mereka sendiri tidak tau apa yang sebenarnya terjadi di sekeliling mereka. Tidak terbayangkan, anak sekecil itu sudah harus menerima cobaan seperti itu. Hal ini mengingatkan saya untuk selalu bersyukur. Apa yang Allah berikan sungguh luar biasa jika dibandingkan dengan mereka yang serba kekurangan. Tidak sedikit orang yang serba berkecukupan malah sering mengeluh dalam melakukan suatu usaha bahkan sering bermalas-malasan.
Jadi, Kawan,,, banyak-banyak lah bersyukur atas apa yang telah Allah berikan dan janganlah mengeluh atas keadaan apa yang kita alami. Masih banyak di luar sana yang memiliki nasib lebih buruk dari kita.
sip kok vit... :)
BalasHapusaaaaaaaa,,, akhir e aneh gak sih, vi',,
BalasHapusaku tu selalu buntu kalo udah akhir ato ketika mengawali cerita,,
sebenarnya mau menyampaikan sesuatu,, tapi kok dadine ora nyambung dan g dapet inti nya
gak pedeeee,, viiiii'