Cari Blog Ini

Selasa, 18 Oktober 2011

The Magic oF Word

Komunikasi merupakan cara kita untuk menjalin interaksi satu dengan lainnya dan juga mempererat hubungan yang ada. Bayangkan saja, apa jadinya tanpa komunikasi? seperti pertunjukkan pantomime, yang hanya ada gerakan tubuh saja. Pastinya akan lebih menimbulkan missunderstanding. Namun, perlu diingat komunikasi itu pun sebuah seni, tidak hanya sekedar mengeluarkan kata-kata. Karena kalau asal-asalan bukan mempererat hubungan malah menimbulkan perpecahan.



bismillahirrahmanirrahim,,

Setelah sekian lama menghilang dari dunia tulis menulis, akhirnya kini kembali dengan membawa semangat baru. Alhamdulillah yaahh (#gaya Syahrini,, hehe)

Kali ini saya ingin membahas sebuah topik yang sangat tidak asing di telinga kita, bahkan selalu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari,, Kira-kira apa yaaa?? hmmm,,, Oke, tidak usah berlama-lama bermain tebak-tebakan langsung saja saya sebutkan, yaitu mengenai “Komunikasi”. Topik ini sebenarnya terinspirasi dari kegiatan Skills Lab di kampus tadi pagi yang mempelajari teknik komunikasi untuk menyampaikan kabar buruk kepada pasien.

Komunikasi merupakan cara kita untuk menjalin interaksi satu dengan lainnya dan juga mempererat hubungan yang ada. Bayangkan saja, apa jadinya tanpa komunikasi? seperti pertunjukkan pantomime, yang hanya ada gerakan tubuh saja. Pastinya akan lebih menimbulkan missunderstanding. Nah, sekarang kita mengerti kan betapa pentingnya kehadiran sebuah komunikasi dalam hidup kita? Namun, perlu diingat komunikasi itu pun sebuah seni, tidak hanya sekedar mengeluarkan kata-kata. Karena kalau asal-asalan bukan mempererat hubungan malah menimbulkan perpecahan. Jadi, komunikasi pun membutuhkan sebuah teknik. Maka dari itu ada program studi yang mempelajari menengani komunikasi, yaitu Ilmu Komunikasi.

Peran komunikasi dalam menjalin interaksi ini tidak hanya berlaku dalam dunia pertemanan, tetapi juga dalam dunia kerja (dalam menjalin hubungan dengan partner kerja atau klien), salah satu contohnya adalah dokter. Kalau boleh saya bilang komunikasi adalah skill yang sangat penting bagi profesi dokter karena setiap harinya dokter akan selalu berhadapan dengan pasien. Ilmu yang besar itu kalau tidak bisa dikomunikasikan dengan baik kepada pasien pasti akan percuma, apalagi dalam penyampaian sebuah kabar buruk pada pasien. Jika salah kata, bisa-bisa pasien ketakutan dan lari. Jadi jangan sekali-kali meremehkan skill ini. Nampaknya mudah namun dalam pelaksanaannya belum tentu dapat melalui nya dengan sukses. Oleh karena itu “komunikasi” disebut sebuah “skill” karena membutuhkan teknik dalam pelaksanaannya. Jujur saja, saya sendiri masih terus belajar mengenai skill tersebut, bagaimana menjalin komunikasi yang baik, bagaimana membentuk sebuah pernyataan yang tidak menyinggung, dan sebagainya.

Teringat cerita-cerita yang disampaikan dokter pembimbing saat kegiatan skills lab pagi tadi. Salah satunya, mengenai salah seorang pasien yang marah-marah karena tidak bisa menerima bahwa dirinya mengidap kanker. Merasa tidak percaya dengan hasil pemeriksaan atau kemampuan sang dokter. Dalam menghadapi situasi seperti ini tentunya dokter harus pandai-pandainya dalam berkomunikasi agar pasien bisa lebih menerima keadaan yang ada, bukan malah ikut marah-marah. Memang bukan sesuatu yang mudah untuk bisa menyampaikan dengan sangat hati-hati tapi tepat. Itulah yang disebut “the magic of word”. Kita harus pandai-pandai memilih kata dimana bisa membawa emosi pasien kea rah yang lebih baik. Contohnya adalah mengenai “penyakit” dan “kondisi”. Dua kata itu mungkin memilki makna yang sama dalam sebuah konteks. Namun tentunya bila kita memilih kata “kondisi” akan jauh lebih menentramkan dibanding kata “penyakit” yang seperti sudah men-judge sesuatu.

jadi pemilihan kata dalam sebuah komunikasi merupakan  hal yang sangat penting dan tentunya harus memperhatikan situasi. Komunikasi yang baik namun dalam situasi yang kurang pas akan berdampak tidak baik juga. Misalkan ketika ingin menyampaikan sebuah kabar kepada orang yang punya sakit jantung yang parah, dalam hal ini mungkin kita bisa memilih untuk menggunakan perantara (keluarga misalnya) dimana yang memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat.

Kunci dalam sebuah komunikasi adalah menganggap lawan bicara kita adalah diri kita sendiri. Jadi kita bisa menentukan mana yang sekiranya lebih pantas untuk diucapkan.

Let’s be a good communicator ^.^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar