Di postingan sebelumnya saya sudah memberi tahu ya, kalau saya dalam kondisi pasca sakit dan ini adalah masa recovery walau blm sehat total. Mungkin ini adalah postingan curhat semata karena saya juga bingung ingin membahas topik apa.
Kisah ini dimulai pada hari Rabu. Itu adalah hari pengumuman stase yang sudah pernah saya ceritakan sebelumnya. Setelah mengetahui saya mendapat stase bedah, otomatis saya langsung membuka buku-buku referensi untuk nyicil belajar. Entah terlalu stress atau ngoyo belajarnya, tepat jam 12 malam tubuh saya tiba-tiba menggigil. Waktu itu saya tidak berfikir terlalu jauh karena fikir saya hawa nya memang sedang dingin-dinginnya ditambah akral (telapak kaki dan tangan) saya juga dingin. Memang dalam keadaan underpreasure akral saya pasti selalu dingin. Karena kondisi saya semakin parah (menggigil terus), saya putuskan untuk menutup buku lalu menarik selimut dan beristirahat. Namun, mata ini sulit menutup rupanya karena saya merasa semakin mengigil dan tidak karuan. Saya berdo’a semoga Allah melindungi saya.
Saya melihat kakak saya yang memang tidur sekamar dengan saya, dia nampak kepanasan. Lalu saya mendengar Mama menyalakan kipas angin. Dalam hati saya, kenapa tidak ada yang merasakan kedinginan seperti saya? Saya mulai merasakan keanehan pada diri saya. Tiba-tiba tubuh saya terasa kaku, tapi saya paksakan bangun untuk mengambil jaket dan makan beberapa roti dengan maksud agar tubuh bisa menghasilkan panas dari metabolism. Namun, kondisi tak kunjung membaik. Lalu saya pergi ke kamar Mama untuk mendapatkan pelukan hangat dari seorang ibu.
Saya berjalan dengan selimut tebal menutupi tubuh ke kamar Mama. Saya mendekatinya, ternyata Mama sudah tidur. Ketika saya bermaksud kembali ke kamar, Mama malah terbangun, mungkin mendengar langkah kaki saya. Mama terkaget dan bertanya ada apa. Lalu saya menjelaskan kondisi saya dan Mama segera menyuruh saya berbaring di tempat tidurnya. Mama mematikan kipas karena tau saya sedang kedinginan berat lalu membuatkan saya secangkir sekoteng.
Tak lama kemudian Mama sudah tiba di kamar sambil mebawa secangkir sekoteng panas. Saya segera meminumnya dan menghabiskannya. Tangan Mama yang penuh kelembutan dan kehangatan mengolesi telapak saya dengan balsam andalannya. Sungguh, inilah yang membuat saya sulit lepas darinya. Mama yang selalu penuh kasih saying, kehangatan, dan kelembutan adalah obat sakitku. Tampak raut khawatir di matanya. Mama terus-terusan khawatir jika ini tanda-tanda akan panas tinggi. Namun saya segera menepisnya. Saya bilang mungkin ini hanya kedinginan biasa atau efek kecapaian. Lagi-lagi Mama mengucapkan kekhawatirannya itu dan tentu saja saya menjawab saya baik-baik saja. Tak lama kemudian kondisi saya sedikit membaik, saya sudah tidak menggigil. Kemudian saya kembali ke kamar agar Mama juga bisa beristirahat. Mama berpesan kepada saya sebelum saya pindah dan mungkin ini adalah feeling nya sebagai seorang ibu, “Jika terjadi sesuatu cepat-cepat kemari ya, nak”
Tak lama saya terlelap dan terbangun sekitar pukul 4. Ternyata kekhawatiran Mama memang benar. Saya mengalami panas yang sangat tinggi. Feeling ibu tak pernah meleset rupanya. Spontan saya pergi lagi ke kamar Mama ingin mendapat pelukan hangatnya lagi. Lagi-lagi saya membuatnya kaget,, hmmm,, maaf ya, Ma.
Jujur, saya sangat takut jika ini adalah sakit parah yang memerlukan istirahat yang cukup lama bahkan mondok di Rumah Sakit, mengingat hari Sabtu besok saya sudah harus ke Rumah Sakit untuk persiapan tugas co-ass. Selain itu, stase bedah adalah stase yang memerlukan teaga ekstra, jadi tidak mungin jika bertugas dalam keadaan yang “payah”. Dalam hati saya terus memohon kepada Allah untuk memberi kesembuhan. Saya terus bersabar dan khusnudzon kepada-Nya. Mungkin Allah punya rencana lain tentang sakit ini.
Saya terus berikhtiar dengan minum obat, istirahat cukup, dan makan teratur. Sampai kondisi saya terus membaik dan Alhamdulillah, Allah mengabulkan permohonan saya. Mungkin Allah ingin mengingatkan saya agar lebih menjaga kesehatan karena hari-hari kedepan mungkin akan menguras banyak tenaga. Memang beberapa hari yang lalu makan saya sedikit kacau. Semoga ini bisa menjadi pelajaran untuk menjalankan amanah dalam menjaga kesehatan tubuh dan juga mungkin saya harus mencoba untuk memanage pikiran agar tidak terlalu stress.
Jadi, sekali lagi. KESEHATAN adalah nikmat yang luar biasa, bukan? Tapi, bukan berarti sakit adalah cobaan karena Allah membenci kita. Sakit juga merupakan hadiah dari-Nya.
Dari sakit, kita bisa merasakan nikmat sehat.
Dari sakit kita lebih bisa bersyukur.
Dari sakit kita lebih bisa introspeksi diri.
Dari sakit kita bisa lebih dekat dengan-Nya.
Dan dari sakit, kita tau bahwa Allah sangat peduli dan sayang kepada hamba-Nya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar